MALANG, ZonaJatim.net – UMKM bordir khas Malang ZAMA resmi menjadi salah satu wakil Indonesia dalam ajang internasional World Expo Osaka 2025.
Di bawah naungan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), ZAMA akan tampil mewakili kekayaan budaya lokal sekaligus memberdayakan perempuan melalui produk kreatifnya pada pameran berskala dunia tersebut.
Didirikan pada awal 2018, ZAMA dikenal sebagai pelaku usaha mikro asal Kota Malang yang menggabungkan keunikan bordir tradisional, semangat pemberdayaan perempuan, dan nilai-nilai lokal dalam setiap produknya.
Tahun ini menjadi momen penting bagi ZAMA, setelah berhasil lolos seleksi ketat dan dikukuhkan sebagai delegasi resmi Indonesia dalam World Expo Osaka 2025, yang diikuti oleh sekitar 150 negara dari seluruh dunia.

Srie Dewi Wirautami, pendiri sekaligus Direktur Kreatif ZAMA, menyampaikan bahwa partisipasi mereka dalam pameran ini membawa misi besar, tidak hanya bagi usahanya, tetapi juga bagi nama bangsa.
“Goals yang saya harapkan yaitu tentu untuk membawa nama harum Indonesia, menjaga budaya Malang, membangun portofolio, menaikkan branding, dan membuka lapangan pekerjaan secara luas,” ujar Dewi.
Proses menuju ajang internasional ini dimulai sejak Februari 2025. Saat itu, ZAMA mendapat undangan dari KOWANI untuk mengikuti seleksi nasional UMKM yang akan mewakili Indonesia di Jepang.
Seleksi tersebut diselenggarakan oleh Bappenas bersama ITPC (Indonesian Trade Promotion Center), sebagai bagian dari panitia resmi yang ditunjuk pemerintah.
“Sejak Februari 2025 ZAMA dipinang atau dipanggil oleh KOWANI untuk mengikuti seleksi UMKM dari seluruh penjuru negeri untuk mempunyai ruang untuk bisa menunjukkan produknya di WORLD EXPO 2025,” ungkapnya.
Setelah melalui kurasi ketat, pada Mei 2025, ZAMA diumumkan sebagai salah satu UMKM terpilih yang akan tampil di Osaka. Mereka dijadwalkan hadir pada sesi khusus pameran yang berlangsung dari 7 hingga 13 Juli 2025.

World Expo Osaka 2025 sendiri merupakan salah satu ajang internasional paling bergengsi, yang tidak hanya menampilkan sektor pariwisata dan budaya, tetapi juga melibatkan industri kreatif, perdagangan global, hingga berbagai inovasi teknologi.
Penyelenggaraannya bersifat rolling expo, artinya tiap pekan akan diisi oleh perwakilan berbeda dari Indonesia – mulai dari lembaga pemerintah seperti PLN dan Kemenparekraf, hingga pelaku UMKM seperti ZAMA.
Tak hanya sekadar pameran produk, peserta juga diberi kesempatan untuk terlibat dalam business forum, pertemuan one-on-one, serta presentasi langsung di hadapan pemangku kepentingan internasional di KBRI Osaka.

Selain aktif di ZAMA, Dewi juga dikenal sebagai pengurus organisasi Persaudaraan Muslimah (Salimah) sejak 2015 yang berada di bawah naungan KOWANI. Keterlibatannya dalam organisasi ini turut memperkuat peran ZAMA sebagai UMKM yang berbasis komunitas dan pemberdayaan perempuan.
Dengan tampilnya ZAMA di World Expo, Dewi berharap potensi lokal dari Kota Malang bisa mendapat panggung lebih luas, sekaligus membuka peluang ekspor dan kolaborasi internasional di masa mendatang.











