Zonajatim.net – Pedagang hewan kurban di kawasan Jalan Terusan Danau Kerinci Sawojajar, Kota Malang, mengeluhkan sepinya pembeli pada Idul Adha 2025 ini. Turunnya daya beli masyarakat diduga jadi penyebabnya.
Supadi, seorang pedagang hewan kurban, mengatakan kondisi ini sudah dia perkirakan sejak jauh-jauh hari. Karena itu dia sengaja mengurangi jumlah kambing dan sapi di lapak daganganya, lebih sedikit daripada lebaran tahun lalu.
“Lebaran kurang beberapa hari tapi pembeli masih sepi,” katanya, Selasa, 3 Juni 2025.
Pada Idul Adha tahun ini dia hanya menyediakan sebanyak 24 ekor sapi dan 56 ekor kambing di lapaknya. Itu pun baru beberapa ekor sapi dan belasan kambing yang terjual. Sedangkan Jumlah tahun lalu disiapkan 56 ekor sapi dan 116 ekor kambing, separuh lebih terjual.
“Semua hewan dari peternakan saya sendiri. Jadi tidak sampai akan rugi,” ujarnya.
Lufia Indah, seorang pedagang lainnya juga mengatakan hal serupa. Biasanya, sepekan jelang Idul Adha sudah banyak pemesan. Tapi sekarang masih sangat sepi pembeli, pelanggan lamanya belum banyak yang datang mengambil.
“Padahal stok hewan kurban sudah saya kurangi,” tuturnya.
Pada lebaran kurban tahun ini dia menyediakan sebanyak 90 ekor kambing dan 50 ekor sapi. Jumlah yang terjual sampai Selasa kemarin baru 22 ekor kambing dan 25 ekor sapi dengan total transaksi mencapai sebesar Rp 300 juta.
Jumlah itu jauh menurun dibanding tahun lalu. Ketika itu Lufia menyiapkan sebanyak 125 ekor kambing dan 73 ekor sapi dan terjual 60 ekor kambing serta 70 ekor sapi. Nilai omzetnya saat itu menembus Rp 600 juta.
“Kalau nanti total omzet bisa sampai lima ratus juta rupiah itu sudah bagus,” katanya.
Lufia memerkirakan turunnya daya beli masyarakat jadi salah satu pemicu sepinya penjualan. Apalagi sekarang musim tahun ajaran baru, membuat masyarakat menahan diri demi biaya sekolah.
“Kan juga ada kebijakan efisiensi anggaran. Biasanya ada instansi pemerintah ambil, sekarang tak ada,” urainya.
Pedagang hewan kurban di kawasan Jalan Terusan Danau Kerinci menjual dengan harga bervariasi. Harga mulai Rp 3 juta sampai Rp 10 juta untuk kambing. Sedangkan sapi dari Rp 20 juta sampai Rp 85 juta bergantung bobotnya.
“Tidak sampai rugi meski penjualan turun, tapi keuntungan kami tipis,” ucap Lufia.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan pemerintah tak bisa mengintervensi dinamika pasar. Sebab masalah itu sepenuhnya ada di tangan pedagang dan pembeli.
“Mungkin kembali ke bagaimana strategi penjualannya,” katanya.
Tugas utama pemerintah dalam konteks hewan kurban, lanjut Wahyu, dia, adalah memastikan sisi kesehatan hewan. Menjamin hewan kurban yang diperdagangkan sehat dan layak potong sehingga aman dikonsumai masyarakat.
Selain itu, Pemkot Malang juga harus memastikan lapak pedagang hewan kurban memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Jika itu terpenuhi, maka masyarakat aman membeli di lapak tersebut.