Zonajatim.net-Salah satu tanaman pangan terpenting di Indonesia adalah padi yang menghasilkan beras, makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Di negara ini, ada daerah penghasil padi terbesar dan dikenal sebagai lumbung pangan nasional yakni Provinsi Jawa Timur.
Tidak bisa dipungkiri, Provinsi Jawa Timur termasuk salah satu provinsi yang mempunyai peran strategis di sektor pertanian. Selain penghasil padi nomor satu nasional, provinsi ini juga berkontribusi besar terhadap ketersediaan bahan pangan lainnya seperti jagung, dan tebu.
Potensi besar Jawa Timur dalam sektor pangan tidak lepas dari luasnya lahan pertanian. Gugusan pegunungan, air berlimpah baik dari Sungai Brantas maupun Bengawan Solo membuat tanah di provinsi ini sangat subur. Termasuk adanya dukungan teknologi dan dan kebijakan pemerintah.
Saban tahun, produksi padi di Jawa Timur terbilang tinggi. Misalnya pada periode Januari-Juli 2025, Pemprov Jawa Timur mencatat potensi produksi padi sebesar 8,78 juta ton gabah kering panen (GKP). Data itu memperkuat provinsi ini ujung tombak kedaulatan pangan nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2 Juni 2025, potensi GKP itu setara dengan 7.305.785 ton gabah kering giling (GKG) atau 4.218.508 ton beras konsumsi. Tingkat produktivitasnya meningkat bila dibandingkan periode Januari-Juli 2024 sebanyak 7.754.335 ton GKP, sedangkan GKG tercatat sebanyak 6.449.378 ton dan beras 3.724.001 ton.
Sektor pertanian Jawa Timur berkontribusi sebesar 12,10 persen terhadap angka secara nasional yang tumbuh 10,52 persen (year-on-year) pada triwulan I 2025. Itu menunjukkan posisi strategis provinsi ini untuk menopang produksi pangan nasional.
Data BPS pada tahun 2024 juga menunjukkan Jawa Timur merupakan penghasil padi nomor satu di Indonesia. Produksi padinya mencapai 9,28 juta ton GKG, unggul dibanding Jawa Tengah yang menghasilkan 8,89 juta ton GKG, Jawa Barat sebanyak 8,63 juta ton GKG, Sulawesi Selatan sebesar 4,82 juta ton GKG dan Sumatera Selatan sebesar 2,91 juta ton GKG.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan data itu menunjukkan capaian positif di sektor pertanian sekaligus menegaskan provinsi ini siap menjadi ujung tombak kedaulatan pangan Indonesia.
“Karena lima tahun berturut-turut produksi padi dan beras kita tertinggi nasional,” kata Khofifah lewat keterangan tertulis awal Juni lalu.
Mengutip data BPS dalam Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2025, ada sejumlah kabupaten yang termasuk daerah penghasil padi di Jawa Timur. Yakni Lamongan, Ngawi, Bojonegoro, Jember, Tuban, Banyuwangi dan Madiun. Produktivitas padi ketujuh kabupaten itu merupakan yang terbesar. Berikut ini rinciannya.

Lamongan
Mendapat julukan Kota Soto, meski begitu tingkat produktivitas padi kabupaten ini merupakan nomor satu di Jawa Timur. Jumlah produksi padi di Lamongan mencapai 798.704,85 ton GKG pada 2023 dan sedikit turun jadi sebanyak 776.290,66 ton GKG pada 2024. Sementara untuk beras mencapai 461.188,28 ton pada 2023 dan sebanyak 448.245,88 ton pada 2024.
Ngawi
Daerah di dekat aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun ini termasuk daerah subur. Produksi padi di Kabupaten Ngawi pada 2023 sebanyak 771.251,37 ton GKG dan turun menjadi 765.703,53 ton GKG pada 2024 lalu. Sedangkan untuk beras menghasilkan 445.336,10 ton pada 2023 dan sebanyak 442.132,64 ton pada 2024.
Bojonegoro
Selain memiliki potensi kandungan minyak bumi dan gas daerah di pinggiran Sungai Bengawan Solo juga termasuk daerah penghasil padi. Produktivitas padi di Bojonegoro pada 2023 tercatat sebantak 705.962,63 ton GKG dan pada 2024 sebanyak 710.527,18 ton. Untuk produksi berasnya sebanyak 407.637,03 ton pada 2023 dan 410.272,70 ton pada 2024.
Jember
Kabupaten di kawasan tapal kuda Jawa Timur ini menempati nomor empat sebagai penghasil padi di Jawa Timur. Produksi padi di Jember sebanyak 616.725,77 ton GKG pada 2023 dan sebanyak 623.264,88 ton pada 2024. Sedangkan berasnya sebanyak 356.109,87 ton pada 2023 dan 359.885,69 ton pada 2024.
Tuban
Bumi Ronggolawe selalu rutin masuk data daerah penghasil padi di Jawa Timur. Produksi padi I Tuban sebanyak 501.741,12 ton GKG pada 2023 dan sebesar 523.067,49 ton GKG pada 2024. Sementara produksi beras mencapai 289.715,44 ton pada 2023 dan 302.029,69 ton pada 2024.
Banyuwangi
Tanah Blambangan termasuk cukup subur. Daerah di ujung timur Pulau Jawa ini mampu menghasilkan sebanyak 454.768,46 ton GKG pada 2023 dan 395.631,38 ton GKG pada 2024. Sedangkan produksi beras Banyuwangi mencapai 262.592,47 ton pada 2023 dan 228.445,54 ton pada 2024.
Madiun
Kota para pendekar, begitu julukan kabupaten ini. Daerah ini juga merupakan pendekar urusan pangan. Dari tanah Madiun mampu menghasilkan sebanyak 437.593,08 ton GKG pada 2023 dan 437.458,25 ton GKG pada 2024. Lalu untuk beras ada sebanyak 252.675,05 ton pada 2023 dan mencapai 252.597,18 ton pada 2024.
Itulah tujuh daerah penghasil padi terbesar di Jawa Timur. Potensi pertanian di provinsi paling timur di pulau Jawa ini masih dapat terus terus dikembangkan melalui inovasi. Termasuk dorongan kebijakan dan sinergi antara petani, pemerintah sampai pelaku usaha pertanian.
Namun sektor agraria di Jawa Timur juga menghadapi sejumlah tantangan seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan industri. Perilaku bergantung pada pupuk kimia dan pola tanam konvensional juga harus diubah. Regenerasi petani muda juga jadi tantangan. Serta mewujudkan sektor swasta pertanian berkelanjutan di Jawa Timur.












