Zonajatim.net-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mencatat perekonomian daerah di kawasan Bromo pada 2024 lalu tumbuh 5,20 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding ekonomi Jawa Timur yang pada periode sama tumbuh sebesar 4,93 persen.
Daerah di kawasan Bromo yang masuk wilayah kerja Bank Indonesia Malang itu meliputi Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo. Diyakini pertumbuhan ekonomi kawasan ini pada 2025 masih bisa lebih baik lagi.
“Kinerja ekonomi yang baik itu didorong oleh sektor konsumsi dan terutama net ekspor,” kata Kepala Kantor Bank Indonesia Malang, Febrina, Selasa (17/6/2025).
Kontribusi terbesar disumbang industri pengolahan yakni mencapai 39,85 persen. Berikutnya disumbang dari sektor perdagangan dan pertanian. Laju inflasi yang terkendali turut andil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Febrina mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka inflasi di Kota Malang dan Kota Probolinggo sebesar 1,36 persen dan 1,58 persen year on year (yoy). Upaya pengendalian inflasi tetap dalam kerangka keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
“Kami optimis pertumbuhan ekonomi triwulan pertama dan keseluruhan pada tahun ini bisa tumbuh lebih baik lagi,” ujar Febrina.
Dia memperkirakan ekonomi kawasan Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo pada tahun ini dapat tumbuh pada rentang 4,6 persen sampai 5,4 persen. Angka tersebut bisa melebihi angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan bahkan nasional.
“Target pertumbuhan ekonomi itu berkelanjutan dan inklusif. Agar bisa tercapai, maka butuh sinergi dan kolaborasi semua pihak di kawasan ini” ucap Febrina.
Bank Indonesia Malang juga memiliki program untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Yakni menyelenggarakan kegiatan SEKARTAJI (Sinergi Menuju Ekonomi yang Kreatif, Tangguh, Teruji, dan Terdigitalisasi) 2025 untuk memperkuat sinergi para pemangku kepentingan dari seluruh kawasan.
Febrina menyebut ada tiga target yang ingin dicapai melalui kegiatan itu yakni pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi, akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif, serta ekosistem sistem pembayaran di daerah yang baik.
“Tentu harus ditindaklanjuti dengan berbagai langkah nyata untuk pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Dalam kegiatan SEKARTAJI 2025 yang digelar pada 17 Juni 2025 itu dilaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kerja Sama Antar Daerah (KAD). Yakni PKS antara Pemkot Probolinggo dengan Pemkab Pasuruan dan Pemkab Blitar. Serta KAD antara Pemkab Malang dan Pemkab Ponorogo.
Lewat kegiatan tersebut diharapkan Bank Indonesia Malang juga dapat memahami arah kebijakan dan strategi ekonomi dan keuangan untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah di wilayah Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo.










