ZonaJatim.net — Desa Bringinan, Kabupaten Ponorogo, berhasil mencatatkan prestasi membanggakan dengan masuk dalam 5 besar Lomba Desa Terbaik dalam Perlindungan Pekerja Migran 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Pengumuman lima besar ini disampaikan melalui kanal resmi Kemendes pada Senin (16/6/2025). Selain Desa Bringinan dari Ponorogo, empat desa lainnya yang turut menempati posisi lima besar adalah Desa Bontomanai (Sulawesi Selatan), Desa Borok Toyang (Nusa Tenggara Barat), Desa Sumber Gede (Lampung), dan Desa Tembok (Bali).
Lomba yang digelar sejak 4 Mei 2025 ini ditujukan bagi desa-desa yang memiliki peran aktif dalam melindungi dan memberdayakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta keluarga mereka yang ditinggalkan di kampung halaman.
Berdasarkan pedoman resmi lomba, desa yang berpartisipasi harus memperoleh rekomendasi dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melalui Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Selain itu, desa juga harus telah menjalankan sistem perlindungan dan pemberdayaan PMI secara nyata.

Setelah melewati tahapan presentasi dan wawancara pada 10–12 Juni 2025, Desa Bringinan kini bersiap menghadapi tahap selanjutnya, yakni verifikasi lapangan oleh tim penilai Kemendes yang dijadwalkan berlangsung mulai 14 hingga 30 Juni 2025.
Pemenang dari lomba ini akan diumumkan paling lambat pada 10 Juli 2025, dengan penyerahan penghargaan direncanakan pada bulan Agustus 2025.
Jejak Panjang Perlindungan Buruh Migran dari Desa Bringinan Ponorogo
Desa Bringinan tak kebetulan saja masuk dalam 5 besar Lomba Desa Terbaik dalam Perlindungan Pekerja Migran 2025. Desa Bringinan memang telah lama dikenal sebagai salah satu kantong pekerja migran di Kabupaten Ponorogo. Sejak akhir 1990-an, ratusan warganya telah merantau ke luar negeri, terutama ke Malaysia, untuk bekerja di sektor perkebunan.
Kepala Desa Bringinan, Barno, mengungkapkan bahwa tren keberangkatan warga ke luar negeri kini mulai menurun.
“Sebelum 2012, jumlahnya bisa mencapai lebih dari 300 orang. Tapi saat ini hanya sekitar 100-an yang masih aktif di luar negeri,” ujarnya dalam wawancara dengan buruhmigran.or.id.
Berdasarkan data desa, pada tahun 2012 tercatat ada 341 warga Bringinan yang bekerja di luar negeri, dari total penduduk 1.259 jiwa. Namun, angka itu menyusut menjadi sekitar 80 orang pada tahun 2020, dengan negara tujuan yang lebih beragam seperti Korea, Jepang, Amerika, Taiwan, dan Singapura.
Melihat tingginya mobilitas pekerja migran dari wilayahnya, Pemerintah Desa Bringinan telah mengambil langkah strategis dengan menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Perdes ini disusun dengan melibatkan aspirasi warga, khususnya melalui Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Desa Bringinan yang difasilitasi oleh INFEST Yogyakarta pada tahun 2018.
Pemerintah desa juga aktif menggelar program pemberdayaan bagi keluarga PMI maupun para purna PMI. Upaya ini menjadi bagian dari transformasi desa dalam mengurangi ketergantungan terhadap migrasi tenaga kerja sekaligus menciptakan peluang ekonomi di dalam negeri.
Berbagai inovasi dan kepedulian Desa Bringinan terhadap perlindungan PMI telah membawa desa ini meraih penghargaan.
Pada tahun 2020, desa ini menerima dua apresiasi nasional: Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Awards dari Kementerian Luar Negeri dan Indonesia Migrant Worker Awards.
Dengan komitmen yang kuat serta dukungan dari masyarakat dan pemerintah desa, Desa Bringinan semakin memperkuat posisinya sebagai contoh desa perlindung dan pemberdaya Pekerja Migran Indonesia.
Masuknya Desa Bringinan sebagai 5 besar Lomba Desa Terbaik dalam Perlindungan Pekerja Migran 2025 juga mendapat dukungan dari Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
Ia menyebut Permendes terkait perlindungan pekerja migran di Desa Bringinan akan diselaraskan dengan berbagai program yang sudah ada.
“Hari ini desa kami mengikuti lomba perlindungan pekerja migran, mudah dagan berhasil. Sedikit cerita, jauh sebelum lomba, sejak 2015 sudah ada permendes perlindungan TKI, dan ini akan diselaraskan dengan program lainnya yang sudah ada. Saya mendukung penuh Desa Bringinan agar bisa menjadi juara,” tuturnya dalam unggahan video yang dibagikan akun Kepala Desa Bringinan, Barno.












